Goresan Luka Hatinya

Keluarga ?

Tulisan kecil


Kalau orang bilang bahwa keluarga adalah rumah, menurutnya bukan sejak kedua orang tuanya mengatakan bahwa penghancur keluarga itu sendiri adalah anaknya. Benar itu adalah Ia. 

Keluarga yang orang lain kata seperti sutra hangat yang memeluk, saling melontarkan kata cinta, meminta dan memberi maaf, dan tempat pulang dalam segala hal. 

Sejak kata yang dilontarkan kepada dirinya, dunianya terasa hancur, hatinya seperti disayat. "Mengapa aku?". pertanyaan yang selalu muncul dibenaknya. mengapa harus Ia yang disalahkan?, ini masalah mereka sendiri mengapa Ia yang di cap sebagai 'penghancur'?.

Luka yang belum sembuh, terus digoreskan oleh keluarganya sendiri ke dalam hatinya. Masalah yang bertubi-tubi terus menggores tanpa henti. Hati yang belum kering dari lukanya yang lalu kian digoreskan lagi oleh luka lain. Lalu kapan ini sembuhnya?

Ia terus berpikir dunianya sudah berantakan. Senyuman dan candaan yang Ia keluarkan setiap Ayahnya pulang kerja membawa makanan, setiap Ia pulang sekolah kepada Ibunya perlahan mulai tak tampak lagi. "Untuk apa?" tanyanya. "Itu hanya sia-sia". 

Saksi kegelapan ruang tidur pada malam hari-lah yang selalu melihat Ia meneteskan air mata. Entah apa yang ditangisi olehnya, tetapi yang pasti itu satu diantara banyak goresan hatinya. 

Kata maaf yang tak pernah diucapkan setelah itu, perasaan bersalah akan menyelimutinya entah sampai kapan.




Semoga keluarga kita selalu baik baik saja. 


Salam hangat,

Abidah Ardelia 

Komentar